Sikap hati yang memberi buah

Tuhan Yesus memberi perumpamaan tentang seorang penabur yang menaburkan benih dan jatuh di dalam empat kondisi yaitu....

February 23, 2020

Firman: Matius 13: 1-23 (baca ayat 18-23)

Tuhan Yesus memberi perumpamaan tentang seorang penabur yang menaburkan benih dan jatuh di dalam empat kondisi yaitu “di pinggir jalan”; “di tanah yang berbatu-batu”; “di tengah semak duri” dan “di tanah yang baik”. Dinyatakan benih “yang ditaburkan di dalam hati orang itu” (ay 19) akan mengalami pertumbuhan yang berbeda. Apa makna perumpamaan ini di dalam kehidupan kita?

1. Benih gagal menghasilkan buah

“Benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis” (ay 4) Disamping itu Tuhan Yesus menyatakan beberapa kondisi lain yang membuat benih tidak berbuah yaitu “berbatu-batu .. tidak berakar” (ay 7); “semak duri .. menghimpitnya sampai mati” (ay 7). Adapun pengertian yang dinyatakan adalah mereka mendengar Firman Tuhan tetapi tidak mengerti, “datanglah di jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu” (ay 19). Rasul Paulus menyatakan “ada selubung yang menutupi hati mereka. Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya .. di mana ada Roh Allah di situ ada kemerdekaan” (2 Kor 3:15-16). Bertobatlah dan terimalah kuasa Roh Kudus!

2. Di hati yang baik pasti berbuah

“Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah” (ay 8). Dinyatakan “di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan Firman itu dan mengerti” (ay 23). Injil Lukas berkata “di tanah yang baik itu ialah orang yang setelah mendengarkan firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan” (Luk 8:15). Apa yang dimaksud dengan hati yang tanah yang baik atau hati baik? Di dalam kisah pohon ara yang tidak berbuah dikatakan “aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk” (Luk 13:8) dalam arti kata hati yang baik adalah hati lunak, taat (tidak keras hati) dan siap menerima pupuk rohani yaitu FirmanNya. Dari sebab itu jaga hati kita agar tidak mengandung sakit hati, iri hati, pahit hati dsb.

3. Tantangan untuk berbuah banyak

“Orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang 100x, 60x, 30x lipat” (ay 23). Mengapa berbeda kemampuan berbuahnya? Bukankah tiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda menerima dan mengerti Firman! Faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu a) iblis, “datanglah si jahat” (ay 19) dari sebab itu lakukan pujian dan penyembahan, “Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman dan roh yang jahat itu undur dari padanya” (1 Sam 16:23); 2) Roh Kudus, “ke dalam hati kita” (Gal 4:6) dan berperan “Dialah yang akan mengajarkan .. mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yoh 14: 26) dan c) Hamba Tuhan yang diurapi, “kata Roh kepada Filipus, pergilah ke situ .. Kata Filipus: Mengertikah tuan .. Jawabnya bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku? Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk disampingnya” (Kis 8: 29-31).

Kotbah terbaru